Permainan kartu merupakan salah satu bentuk hiburan yang sangat populer di berbagai belahan dunia, dan tidak ada yang dapat menyaingi poker dalam hal kepopulerannya. Konon, ada sekitar seratus juta pemain aktif yang menikmati permainan ini secara online. Menurut Customer Market Insights, sebuah firma riset pasar ternama, industri perjudian poker online memiliki nilai pasar sebesar Rp1.632 triliun pada tahun 2024. Firma yang sama memprediksi bahwa dalam delapan tahun ke depan, industri ini akan menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari Rp4.800 triliun.
Kemenangan mengejutkan Chris Moneymaker di ajang WSOP Main Event 2003 mendorong popularitas poker ke level yang lebih tinggi, menyebabkan ledakan jumlah pemain sepanjang tahun 2000-an. Namun, yang jarang dibahas adalah bagaimana platform media sosial yang menyediakan permainan poker gratis turut berperan dalam menjaga kelangsungan popularitas poker, terutama setelah peristiwa Black Friday pada tahun 2011, ketika pemerintah AS menutup beberapa brand poker online terbesar dan melarang mereka beroperasi di negara tersebut.
Saat itu, situs poker berbasis judi uang asli belum banyak tersedia. Nevada menjadi negara bagian AS pertama yang mengizinkan penduduknya yang berusia di atas 21 tahun untuk bermain poker dengan uang asli secara legal pada April 2013. Lima bulan kemudian, Delaware dan New Jersey menyusul. Namun, meskipun kini permainan poker dengan uang asli tersedia di beberapa wilayah AS dan pusat perjudian lepas pantai, banyak orang, termasuk warga AS dan pemain dari berbagai negara lain, lebih memilih bermain poker di media sosial. Mereka mengikuti turnamen poker untuk mendapatkan pengakuan atau hadiah virtual, sekaligus membangun koneksi sosial yang kuat.
Peran Facebook dalam Perkembangan Poker
Seperti yang disebutkan sebelumnya, poker menjadi fenomena global di awal 2000-an, sebagian berkat film Rounders yang dirilis pada tahun 1998 dan memperkenalkan poker ke khalayak lebih luas. Namun, pada tahun 2006, popularitas permainan kartu ini mulai menurun dan tampak seolah-olah minat publik mulai meredup.
Pada saat yang sama, Facebook baru berusia dua tahun dan mulai mendapatkan pijakan sebagai alat pemasaran dan promosi bagi berbagai perusahaan. Pada tahun 2007, Facebook melampaui MySpace dalam jumlah lalu lintas global. Di tahun yang sama, Zynga Poker diluncurkan, dan pada tahun 2011, menjadi platform poker terbesar dengan total tiga puluh delapan juta pengguna. Zynga berbasis di San Mateo, California, dan berhasil memanfaatkan tren game di Facebook, yang kemudian juga mendukung keberhasilan game lain seperti FarmVille dan Words with Friends.
Kesuksesan besar Zynga Poker di Facebook, serta berkembangnya situs poker uang asli di AS, mendorong Zynga untuk mencoba mendirikan platform poker berbasis judi uang asli di luar AS pada tahun 2013. Hal ini juga menginspirasi platform media sosial lain seperti Orkut dan MySpace untuk bereksperimen dengan permainan poker di akhir 2000-an. Bahkan Snapchat sempat menyediakan permainan poker, meskipun sejak Februari 2023, semua game telah dihapus dari aplikasi pesan instan asal AS tersebut.
Dengan demikian, peran Facebook dalam perkembangan poker di media sosial tidak bisa diabaikan, karena telah membantu meletakkan fondasi bagi ekosistem permainan ini.
Daya Tarik Poker di Media Sosial
Salah satu alasan utama mengapa banyak orang memilih bermain poker di media sosial adalah faktor kemudahan akses. Sebagian besar pemain bukanlah orang yang mahir dalam teknologi dan enggan mengunjungi situs yang belum mereka kenal. Oleh karena itu, Facebook dan platform sejenis menyediakan lingkungan yang lebih aman dan terintegrasi, memungkinkan pengguna menikmati permainan kartu tanpa perlu melakukan instalasi atau konfigurasi tambahan. Cukup dengan beberapa klik, mereka sudah bisa langsung bermain.
Keuntungan lainnya adalah keberadaan teman dan keluarga di platform yang sama, sehingga mereka dapat dengan mudah mengundang orang-orang terdekat untuk ikut bermain dan bersosialisasi. Fitur seperti obrolan waktu nyata, papan peringkat, lencana pencapaian, serta sistem status turut membantu menciptakan suasana persahabatan yang lebih erat. Berbagai turnamen yang diselenggarakan oleh penyedia poker sosial juga semakin menambah keseruan, di mana hadiah yang ditawarkan bisa berupa kartu hadiah digital maupun mata uang dalam game yang dapat ditukarkan dengan hadiah lainnya.
Terakhir, model permainan gratis membuat poker lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan, sehingga bisa menjadi pintu masuk bagi pemain baru untuk mempelajari aturan dan strategi permainan ini tanpa risiko finansial.
Potensi Masa Depan Poker di Media Sosial
Teknologi Virtual Reality (VR) belum mencapai popularitas global seperti yang diprediksi pada tahun 2016 ketika headset Oculus pertama kali dirilis. Meski begitu, semakin banyak gamer yang tertarik dengan pengalaman bermain di dunia virtual, dan perusahaan seperti Stars Group telah memanfaatkan tren ini dengan baik melalui game Vegas Infinite by PokerStars VR yang dikembangkan oleh Lucky VR. Melihat keberhasilan ini, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan media sosial akan mengadopsi teknologi VR untuk meningkatkan interaksi di platform mereka dengan menghadirkan permainan berbasis VR.
Selain itu, bukan hal yang mustahil jika nantinya perusahaan-perusahaan tersebut mengembangkan token kripto mereka sendiri, yang dapat digunakan sebagai hadiah turnamen atau ditukarkan dengan aset digital lainnya. Dengan adanya insentif tambahan ini, pemain akan semakin tertarik untuk berpartisipasi, tidak hanya demi pengakuan komunitas, tetapi juga untuk memperoleh keuntungan nyata dalam bentuk aset digital.